PROFIL PERUSAHAAN
PT. Indah Kiat Pulp &
Paper Tbk (“Indah Kiat” atau “Perseroan”) di dirikan pada tanggal 7 Desember
1976 dengannama CV. Berkat dan berkedudukan di Jakarta dengan lokasi pabrik di
Tangerang, Provinsi Banten. Perseroan mulai memproduksi kertas woodfree sejak
tahun 1978.Pada tanggal 6 Juli 1983,
nama Perseroan diubah menjadi PT. Berkat Indah Agung. Pada tahun 1986, nama
Perseroan diganti menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation dan
selanjutnya pada tahun 1996 menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation
Tbk. Sejaktahun 1998, nama Perseroan menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk. Padatahun 1990, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya (keduanya sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia).
Saat ini, Perseroan memiliki fasilitas produksi di tiga lokasi yaitu
Perawang-Riau, Tangerang dan Serang-Banten. Perseroan memproduksi bubur kertas (pulp),
berbagai jenis produk kertas yang terdiri dari kertas untuk keperluan tulis dan
cetak (berlapis dan tidak berlapis), kertas fotokopi, kertas industri seperti
kertas kemasan yang mencakup container board (liner board dan corrugated
medium), corrugated shipping containers (konversi dari container board),
boxboard, dan kertas berwarna.
Perseroan
merupakanperusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri bubur kertas (pulp),
kertas, dan kertas kemasan (packaging) secara terpadu. Kegiatan
usaha Perseroan dimulai dari pengolahan kayu hingga menghasilkan pulp dan
kertas serta pengolahan kertas bekas hingga menjadi kertas industri, duplex,
danivory board. Hasil produksi pulp digunakan sebagai bahan
baku pokok untuk kertas budaya dan bahan baku pelengkap kertas industri. Saat
ini, Perseroan memiliki fasilitas produksi di Perawang-Provinsi Riau dan di
Serangserta Tangerang-Provinsi Banten. Pendapatan Perseroan terutama diperoleh
dari penjualan produk pulp (35%), kertas (29%), dan kertas
kemasan (packaging) (36%). Pada tahun 2010, Perseroan mengekspor sekitar
53% produknya, terutama kenegara-negara di Asia, Timur Tengah, Eropa, Amerika,
Australia serta Afrika dan sisanya sebesar 47% untuk memenuhi permintaan pasar
domestik. Kinerja Perseroan sensitif terhadap fluktuasi harga pulp dan
kertas di pasaran dunia, yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di
tingkat regional dan internasional.Saat ini, konsumsi pulp dan kertas di
Asia masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Eropa maupun Amerika. Dengan
pertumbuhan ekonomi kawasan Asia yang baik, ditambah laju pertumbuhan populasi
yang tinggi, Perseroan memperkirakan permintaan dan harga produk Perseroan akan
terus meningkat.
Sebagai perusahaan
publik, Perseroan menyadari pentingnya Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance) dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai tambah
perusahaan. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance tersebut, antara
lain meliputi transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independen,
kewajaran dan kesetaraan (fairness). Salah satu cara untuk meningkatkan
penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance adalah dengan
memenuhi ketentuan perundangan-undangan yang berlaku. Berkaitan dengan hal
tersebut, Perseroan telah memiliki Komisaris Independen, Sekretaris Perusahaan,
Komite Audit dan Audit Committee Charter yang menjadi landasan Komite
Audit dalam menjalankan tugasnya. Pengelolaan Perseroan dilaksanakan oleh
Direksi di bawah bimbingan dan pengawasan Dewan Komisaris. Mereka bertugas
untuk melindungi kepentingan pemegang saham dan semua stakeholders,
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
ANALISIS KONDISI KEUANGAN
Likuiditas
|
Tahun 2005
|
Tahun 2006
|
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Tahun 2009
|
Tahun 2010
|
Current Ratio
|
3.0857 times
|
1.7025 times
|
1.2806 times
|
1.2049 times
|
0.8837 times
|
1.0090 times
|
Quick Ratio
|
2.0507 times
|
0.8482 times
|
0.5801 times
|
0.5871 times
|
0.4608 times
|
0.4834 times
|
Cash Ratio
|
0.0871 times
|
0.0943 times
|
0.0354 times
|
0.0578 times
|
0.0559 times
|
0.0570 times
|
Analisis: Likuiditas perusahaan bisa diartikan bagaimana aktiva
perusahaan dapat dengan mudah dicairkan atau diubah dalam bentuk kas, piutang
perusahaan, serta kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dalam
membayar hutang. Apabila hasil current ratio, quick ratio, dan cash ratio-nya
bernilai lebih dari satu atau minimal satu, maka likuiditas dari perusahaan
tersebut adalah baik, artinya asset yang ada pada perusahaan lebih banyak dari
pada kewajibannya, semakin bagus apabila lebih dari satu hasil likuiditas nya.
·
Current
Ratio : dari tahun 2005-2009 current
ratio menunjukkan adanya penurunan dari tahun ketahun dan hanya mengalami
peningkatan pada tahun 2010. Ini menandakan bahwa asset yang ada belum bisa
menutupi kewajiban lancar.
·
Quick
Ratio : dari tahun 2005-2007 dan 2009,
quick ratio menunjukkan adanya penurunan dan sedikit menunjukkan peningkatan
pada tahun 2008 dan 2010.
·
Cash
Ratio : dari tahun ketahun cash ratio
menunjukkan adanya sedikit kenaikan dan penurunan. Ini
menandakan kinerja perusahaan kurang baik karena perusahaan belum mampu
memaksimalkan aktiva lancar berupa kas.
Penurunan tingkat likuiditas yang sering terjadi pada perusahaan ini dari
tahun 2005-2010 tidaklah baik karena akan menyebabkan terjadinya defisit karena
menunjukkan bahwa kewajiban-kewajiban yang ada pada perusahaan jauh lebih besar
dari pada assets-nya.
Efisiensi
|
Tahun 2005
|
Tahun 2006
|
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Tahun 2009
|
Tahun 2010
|
Inventory Turnover
|
4.4313 times
|
3.5174 times
|
3.5741 times
|
3.7640 times
|
3.7745 times
|
3.6408 times
|
Day's sales in Inventory
|
82 days
|
104 days
|
102 days
|
97 days
|
97 days
|
100 days
|
Account Receivables Turnover
|
6.7361 times
|
10.2889 times
|
11.1060 times
|
10.7472 times
|
6.7795 times
|
7.5927 times
|
Average Collection Period
|
54 days
|
35 days
|
33 days
|
34 days
|
54 days
|
48 days
|
Total Asset Turnover
|
0.2696 times
|
0.3000 times
|
0.3425 times
|
0.3815 times
|
0.3050 times
|
0.4236 times
|
Fixed Asset Turnover
|
0.3951 times
|
0.4163 times
|
0.4700 times
|
0.5224 times
|
0.4154 times
|
0.6036 times
|
Analisis: Efisiensi berarti kemampuan
menggunakan asset-aset perusahaan untuk meraih keuntungan, semakin pendek waktu
penagihan dan semakin besar turnover semakin baik, karena turn over mengartikan
perputaran uang.
·
Inventory turnover : menunjukkan adanya penurunan
pada tahun 2006 dan 2010, sedangkan dari tahun 2007-2009 menunjukkan adanya
peningkatan sedikit, ini mempengaruhi perputaran persediaan yang seharusnya semakin
pendek waktunya semakin baik. Ini menunjukkan perputaran persediaan dalam
perusahaan kurang baik.
·
Account receivables turnover : menunjukkan adanya peningkatan dari tahun
2005 hingga tahun 2007 dan sedikit mengalami penurunan pada tahun 2008 serta penurunan
yang signifikan pada tahun 2009 dan meningkat kembali pada tahun 2010, ini
berarti waktu penagihan pada tahun 2006,2007 dan 2008 semakin cepat dan pada
tahun 2009 menjadi semakin lama karena tingkat turnover yang menurun.
·
Total asset turnover : menunjukkan peningkatan dari
tahun ketahun dan hanya mengalami penurunan pada tahun 2009. Ini berarti
perusahaan mampu memaksimalkan penggunaan asset.
·
Fixed asset turnover : menunjukkan peningkatan dari
tahun ketahun dan hanya mengalami penurunan pada tahun 2009. Ini berarti
perusahaan mampu memaksimalkan penggunaan asset tetap.
Leverage
|
Tahun 2005
|
Tahun 2006
|
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Tahun 2009
|
Tahun 2010
|
Debt Ratio
|
61.08%
|
64.84%
|
64.50%
|
63.96%
|
65.74%
|
66.13%
|
Debt to Equity Ratio
|
156.96%
|
184.43%
|
181.72%
|
177.53%
|
191.86%
|
195.23%
|
Equity Ratio
|
38.91%
|
35.16%
|
35.50%
|
36.03%
|
34.26%
|
33.87%
|
Equity Multiplier
|
2.5700 times
|
2.8444 times
|
2.8173 times
|
2.7754 times
|
2.9187 times
|
2.9524 times
|
Analisis: Mengukur penggunaan hutang
yang berakibat pada keuangan perusahaan. Setiap ratio mempunyai pengertian yang
berbeda.
·
Debt
ratio : semakin tinggi
nilai debt ratio semakin besar resiko financial perusahaan. Menunjukkan adanya
kenaikan tingkat ratio pada tahun 2006, 2009, dan 2010, berarti pada tahun
tersebut resiko financial perusahaan semakin besar akibat banyaknya penggunaan
hutang.
·
Debt
to equity ratio : semakin tinggi
nilainya, semakin tinggi nilai hutangnya, dan ini terjadi pada tahun 2006,
2009, dan 2010 yang menunjukkan adanya kenaikan. Berarti perusahaan belum mampu
meminimalkan hutang.
·
Equity
ratio : semakin tinggi
nilainya, semakin kecil resiko financial perusahaan, berlaku juga untuk equity
multiplier. Ini terjadi pada tahun 2005 dan 2008 yang menunjukkan tingkat yang
besar yang berarti resiko financial pada tahun tersebut lebih kecil sedikit
dari tahun 2006, 2007, 2009, dan 2010.
Profitabilitas
|
Tahun 2005
|
Tahun 2006
|
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Tahun 2009
|
Tahun 2010
|
Times Interest Earned Ratio
|
0.3781 times
|
1.3749 times
|
3.0318 times
|
3.0208 times
|
(0.0650) times
|
2.2251 times
|
Gross Profit Margin
|
14.90%
|
18.26%
|
21.82%
|
22.25%
|
9.90%
|
17.50%
|
Operating Profit Margin
|
2.08%
|
6.76%
|
11.95%
|
12.96%
|
-0.25%
|
7.60%
|
Net Profit Margin
|
0.57%
|
-11.70%
|
4.89%
|
8.89%
|
-8.94%
|
0.52%
|
Operating Income Return on Investment
|
0.56%
|
2.03%
|
4.09%
|
4.94%
|
-0.07%
|
3.22%
|
Return on Asset
|
0.15%
|
-3.51%
|
1.67%
|
3.39%
|
-2.73%
|
0.22%
|
Return on Equity
|
0.39%
|
-9.98%
|
4.71%
|
9.41%
|
-7.96%
|
0.65%
|
Earnings per Share
|
$ 0.00100
|
$ (0.03400)
|
$ 0.01700
|
$ 0.03700
|
$ (0.02897)
|
$ 0.00238
|
Analisis: Profitabilitas adalah pertanyaan bagaimana perusahaan
menghasilkan laba (profit) sebanyak-banyaknya dengan modal yang dimilki
perusahaan. Untuk menelaah aspek ini lebih lanjut dapat menggunakan tingkat
pengembalian investasi dari pendapatan operasi yakni dengan membandingkan laba
operasional dengan total asset, marjin laba operasi ditunjukkan dengan
membandingkan laba operasi dengan penjualan,
·
Operating
profit margin : semakin tinggi
nilainya, semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh. Tahun 2008
menunjukkan tingkat tertinggi dan tahun 2009 menunjukkan dengan tingkat yang
negatif, yang berarti perusahaan tidak mendapatkan keuntungan pada tahun
tersebut tetapi rugi.
·
Net
profit margin : semakin
tinggi nilainya, semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh.Tahun
2006 dan 2009 menunjukkan adanya penurunan yang drastis, ini berarti pada tahun
tersebut, perusahaan tidak mendapatkan keuntungan melainkan rugi.
·
Times
interest earned ratio : semakin
tinggi nilainya menunjukkan bahwa kekuatan perusahaan untuk membayar bunga itu
baik. Dari tahun 2005-2008, nilainya meningkat dan pada tahun 2009 nilainya
turun menjadi negative dan naik kembali pada tahun 2010.
·
Gross
profit margin : semakin
tinggi nilainya menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh itu besar. Dari
tahun 2005-2008 mengalami peningkatan dan turun drastis pada tahun 2009 menjadi
negatif, menunjukkan bahwa gross profit yang didapat bernilai negatif atau
rugi. Pada tahun 2010 meningkat kembali.
·
Return
on asset : mengalami
penurunan pada tahun 2006 dan 2009 yang berdampak pada kerugian perusahaan. Ini
berarti perusahaan tidak efisiensi dalam memanfaatkan aktiva yang ada.
·
Return
on equity : mengalami
penurunan pada tahun 2006 dan 2009 yang berdampak pada kerugian perusahaan. Ini
menunjukkan perusahaan tidak efisiensi dalam penggunaan modal sehingga kurang
maksimal dalam memakmurkan pemegang saham.
ANALISIS SAHAM PERUSAHAAN
Berdasarkan
grafik di atas, pada bulan Februari rata-rata harga saham dan juga rata-rata
volume saham yang ada mengalami penurunan. Pada bulan Maret hingga Mei,
rata-rata harga saham dan juga volume saham yang ada mengalami kenaikan. Pada
bulan Juni, rata-rata harga saham jatuh pada Rp 1386,5 sehingga banyak pemegang
saham yang kemudian membeli saham tersebut yang menyebabkan rata-rata volume
menjadi meningkat. Rata-rata harga saham terus mengalami penurunan hingga bulan
Oktober sehingga pada bulan Juli, rata-rata volume saham menjadi meningkat
drastis sebanyak 4.368.190,4762,
sedangkan pada bulan Agustus dan September rata-rata volume saham turun drastis
dan meningkat kembali pada bulan Oktober.
Harga saham tertinggi Rp 1760,00
berada pada bulan Januari dengan volume tertinggi
saham PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. terjadi pada bulan Juli, yaitu
sebesar 13.713.000. Kenaikan ini terjadi dikarenakan sebagai berikut:
- Segmentasi pasar positif, di mana banyak orang berpikir bahwa profitabilitas suatu perusahaan akan meningkat, maka akan lebih banyak yang membeli sahamnya sehingga harganya juga akan meningkat.
- Serta melihat kinerja harga saham dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
- Dilihat dari data financial operating ratio tahun-tahun sebelumnya menjelaskan bahwa secara analisis, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. adalah perusahaan yang memiliki kinerja yang baik.
Harga saham terendah Rp 780,00
pada bulan Oktober dengan volume terendah
saham PT. Indah Kiat pulp & Paper Tbk. berada pada bulan Februari yaitu
sebesar 5.690.500.
Hal ini terjadi di karenakan sebagai berikut:
- Terjadi karena adanya kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga-harga yang berhubungan dengan saham PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
- Adanya saingan-saingan baru bagi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
ANALISIS HUBUNGAN KEUANGAN DAN SAHAM
Para investor perlu memiliki tolok ukur agar dapat mengetahui apakah jika
ia melakukan investasi pada suatu perusahaan ia akan mendapatkan gain (keuntungan)
apabila sahamnya dijual. Sebelum seorang investor memutuskan untuk
menginvestasikan dananya di pasar modal, ada beberapa kegiatan penting yang
perlu dilakukan oleh investor yaitu menilaian dengan cermat terhadap emiten
sebelum membeli sekuritas yang diperdagangkan di bursa, orang tersebut harus
percaya bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar, sistem
perdagangan di bursa dapat dipercaya, serta tidak ada pihak lain yang
memanipulasi informasi dan perdagangan tersebut. Tanpa keyakinan tersebut
pemodal tentunya tidak akan bersedia membeli sekuritas yang ditawarkan oleh
emiten.
Secara umum semakin baik keuangan perusahaan dan
semakin banyak keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham, kemungkinan harga
saham akan naik, tetapi saham yang memiliki tingkat keuntungan yang baik juga
bisa mengalami penurunan harga karena sifat komoditinya sangat peka terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan di luar negeri maupun dalam
negeri, perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau
peraturan, maupun perubahan yang terjadi di dalam industri dan perusahaan itu
sendiri. Perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak positif dan dapat pula
berdampak negatif. Untuk mengurangi resiko saham dibutuhkan informasi yang
aktual, akurat dan transparan. Informasi keuangan sebagai instrumen data akuntansi
diharapkan mampu menggambarkan realita ekonomi. Oleh karena itu pengujian
terhadap kandungan informasi akan dapat mempengaruhi reaksi pasar atas tingkat
pengembalian (return). Salah satu alternatif untuk memprediksi harga
saham, maka dilakukan analisis rasio keuangan.
Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh Faktor Fundamental Laporan keuangan terhadap
pergerakan saham, bisa dilihat dari:
·
Return on equity (ROE)
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan. Semakin
tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang
akan dihasilkan perusahaan. Return perusahaan yang tinggi akan
menyebabkan harga saham perusahaan tersebut bergerak naik. Jadi, Return On
Equity berpengaruh terhadap harga saham.
·
Return on assets (ROA)
adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
aktivitas yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan dengan tujuan
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return
perusahaan akan semakin meningkat apabila laba perusahaan meningkat. Apabila return
perusahaan tinggi kemungkinan akan menyebabkan harga saham perusahaan
bergerak naik. Jadi, Return On Assets berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan.
·
Di samping
itu bisa dilihat dari Economic Value Added (EVA)
yang merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi,
EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai (create
value) bagi pemilik perusahaan ini sejalan dengan tujuan memaksimalkan
nilai perusahaan. Berkaitan dengan EVA sebagai alat ukur kinerja yang juga
mempertimbangkan harapan para investor terhadap investasi yang dilakukan, maka
EVA mengidentifikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi
pemilik perusahaan. Oleh karena itu economic
value added berpengaruh terhadap harga saham.
Harga saham yang diperjualbelikan di bursa
merupakan indikator nilai perusahaan yang menerbitkan saham dipasar modal. Harga
saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan
tawar-menawar. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham
tersebut cenderung bergerak naik dan sebaliknya. Berdasarkan analisis
rasio-rasio keuangan, para pemegang saham cenderung akan menjual sahamnya jika
rasio keuangan perusahaan tersebut buruk, dan sebaliknya akan mempertahankan
sahamnya jika rasio keuangan perusahaan tersebut baik. Demikian juga dengan
calon pemegang saham, jika rasio keuangan dari perusahaan buruk, maka investor
cenderung untuk tidak menginvestasikan modalnya, sebaliknya jika rasio keuangan
dari suatu perusahaan baik, maka investor cenderung untuk menginvestasikan
modalnya.